Artikel Majalah Guru..


Mari kita lihat contoh artikel Majalah Guru awal 1930-an..nak tau macam mne sy dapat bende ni??klik laman kat bawah artikel ni..


Majalah Guru, Sep 1935, p.357-359
General Article.
Kemajuan Puteri dalam Islam.
Bukan satu soal yang baru, kiranya di sini kita tuliskan: bahwa kaum perempuan itu adalah sebagai sayap kiri yang menjadi tiang buat terbang, bila tamsil ini dimisalkan kepada burung dari sini tersimpullah faham bahwa perempuan itu adalah memegang role dan terpenting dalam masyarakat yang telah maju dan yang akan menaiki tangga kemajuan.
Belum dapat kita sebutkan suatu bangsa telah maju, bila kaum perempuannya masih tercicir di belakang, kerana akikah dari kemunduran itu membuahkan cahaya pada masa akan datang; betapa tidak! Sekiranya dilapisan abad sekarang dia telah maju tetapi dibadingkan datang dia belum mundur dengan habisnya tiang kemajuan yang berupa "Pujangga Putera".
Hal ini berbukti dengan adanya ibu yang tidak mengerti akan peraturan yang perlu buat penunjang kemajuan yang telah ada itu begini perlunya tenaga seorang ibu dalam masyarakat sesuatu bangsa yang telah maju dan yang akan maju.
Barangkali kerana inilah hikmatnya Allah menjadikan kaum perempuan dari tulang rusuk kiri Nabi Allah Adam. Ialah supaya dia tegak sebaris dengan kaum putera selaku sayap kiri yang menunjang jalannya masyarakat.
Dia bukan dijadikan dari tolong kaki supaya dia jangan terhina diinjak kaki laki-laki tetapi dia tidak dijadikan dari tulang kepala, supaya jangan disembah laki-laki sebagai Allah sehingga otak dan fikiran laki-laki tertumpul buat kaum perempuan sahaja.
Tegak sebarisan: dalam pengertian ini bukanlah menyuruhkan supaya kaum perempuan:
Beri bergaul dengan laki-laki : Berdamping jalan beradu kaki : Pergi melancung sesuka hati.
Tidak! Tetapi dikehendaki pemandangan yang sama dalam pekerjaan yang digariskan pimpinan Ilahi dengan asuhan yang sama dengan sifat keperempuanannya.
Tetapi jangan sampai melompati pagar dan dasar kesucian dalam arti yang seumumnya. Dalam kalangan Islam segala perempuan, tidak keluar dari batas ini, meskipun rupanya ada bermacam-macam seperti:
Mempelajari kecerdasan umum :
Mempelajari ilmu kesucian :
Mempelajari adat istiadat :
Mempelajari hak-hak perempuan :
Mempelajari ilmu-ilmu yang berguna.
Sebahagian dari contoh-contoh yang dapat diperhatikan ialah pergerakkan-pergerakkan perempuan di dalam negeri-negeri tetangga kita yang paling dekat seperti Turki, Mesir, Syria, dan lain-lain negeri muslimin yang telah mulai terbuka mata kaum puteri.
Turki.
Beberapa abad yang lalu perempuan-perempuan Turki disimpan di dalam bilik dengan muka disebulungi oleh tudung-tudung yang rapat, dengan kedudukannya di dalam masyarakat tidak penuh sebagai satu manusia yang melekap.
Tetapi didorong oleh perasaan perubahan besar, "Kamal", Presiden Republik Turki, memaklumkan dalam satu maklumat"Memerdekakan Puteri" dengan memberi hak yang sama antara laki-laki dengan perempuan dalam pandangan undang-undangRepublik Turki. Dalam pada itu tampil ke muka beberapa Puteri Turki seperti Latifah dan Selamah Akrim memberi contoh sebagaipenambah jalan dalam kemajuan puteri.
Dalam tahun 1916, di Turki, Universiti dibuka pintunya buat puteri seluas-seluasnya sehingga dalam masa yang singkat sahaja puteri-puteri Turki menjadi cerdas dalam beberapa ilmu-ilmu yang terpenting dalam masyarakat maju, ilmu dagang, ilmu kehakiman, dan ilmu di sini.
Fikiran kemajuan puteri itu tersiar, meskipun pada mulanya "Kassim Amin" pengarang kitab "Tahrir al-Mara`ah" mendapatberbagai-bagai ancaman dari kiri kanannya. Tetapi sekarang Mesir telah mempunyai puteri-puteri campuran seperti madu bangsawan Sirwani Pasha yang terkenal cakap dalam mengembangkan perdagangan.
Di samping itu, berdiri pula Nona Ihsan Ahmad Yarstudanah dan pengarang yang jarang bidangnya. Kekuasaan kemahuannya menyebabkan dia memasuki Universiti Amerikan di Beirut lepas dari sana dia berniat meneruskan pelajarannnya kepada Colombia Universiti. Sesungguhnya seorang puteri keras kemahuannya!
Sebagai pemandangan cukuplah kita sebutkan puteri-puteri itu sahaja dan belum kita sebut madu Julia redactrice perempuanbaru di Syria.
Kesimpulan pertama yang dapat ditarik dari ketetapan rencana perempuan ((lebih perempuan muslimin)) menanamkan perasaan.
1. Perempuan itu suatu makhluk berakal yang perlu dibawa dalam merundingkan soal yang tersangkut dengan tenaga kepengertian.
2. Perempuan itu mempunyai hak yang sama dengan laki-laki sebagai manusia yang mempunyai hak buat tertawa bila tempatnya dia tertawa, bahkan bukan perlu minta izin lebih dahulu kepada laki-laki bila dia hendak bersenyum. 3. Perempuan itu perlu mempelajari kecerdasan umum, ilmu kesucian, adat istiadat, ilmu seni dan lain-lain dengan tidak meninggalkan ilmu masuk memasuk dan lain-lain yang dirasa perlu.
Perlu satu pemandangan yang perlu ditimbang masak dengan seringan yang serapat-rapatnya. Meskipun rencana ini bertukar jalan dengan kitab "Constitution" yang masyhur yang di dalam bahagian Jilid III ada terdapat maksudnya "Kita Tidak Boleh Mengadakan Kaum Isteri Buat Mengajar!"
Barangkali tidak akan terdorong kalau kita berkata di sini, yang bahasa di atas dari kemajuan puteri yang disukai Allah hanya sehingga apa telah direncanakan itu.
Demikianlah kesimpulannya.
Nasifah S.A.